Tidak seperti pada umumnya angkringan, tepatnya lebih layak disebut warung , tapi karena cikal bakalnya adalah sebuah angkringan, dan sudah terkenal sebagai angkringan, begitulah tempat ini tetep disebut angkringan.
Konon angkringan lek Min ini adalah tempat nongkrong para seniman Jogja. Jelas ini isyu yang menarik bagi banyak orang yang ingin mengetahui kehidupan para seniman, bagaimana mereka bergaul, dan obrolan seperti apa saat nongkrong bareng.
Soal kebenaran isyu ini, anda bisa buktikan sendiri, yang bisa kami pastikan adalah yang nongkrong di sini dari banyak kalangan, dari yang bertampang seperti seniman, eksekutif, orang umum atau sekedar mahasiswa, orang luar "bule" dan yang juga pasti adalah angkringan selalu ramai setiap malamnya.
Mau seniman atau bukan, yang jelas angkringan lek Min ini, sangat nyaman untuk kumpul dengan banyak teman atau sekedar ngobrol berdua saja. Akringan lek min ini berbentuk bangunan berlantai dua, atau pangung, namun lantai dua yang dimanfaatkan sebagai warung sejajar dengan jalan, ini karena kontur tanah yang lebih rendah dari jalan.
Terletak di pinggir sungai Winongo, di belakang bangunan angkirngan ini adalah sebuah kolam pemancingan, pemandangan orang-orang yang sedang memancing bisa terlihat dari jendela yang lebar.
Karena bentuknya adalah sebuah warung dengan dinding, nongkrong di angkringan lek Min tidaklah terasa dingin dibanding kalau nongkrong malam di angkringan pada umumnya. Setting interiornya pun seperti layaknya warung, kursi2 panjang, serta meja yg lebar. Dapur yang juga dalam satu ruangan, dibuat terbuka, jadi kita bisa menyaksikan proses pembuatan minuman.
Di tengah warung terdapat sebuah rak makanan, berbentuk semacam gerobak angkringan meskipun tidak sama persis, berisi lauk pauk dan gorengan, disampingnya adalah nasi dan piring serta makanan berkuah yang diletakan dalam panci ukuran besar. Di sini semua menu disediakan secara prasmanan kecuali minuman yang harus dipesan dahulu.
Menu utama makanan adalah brongkos, menu yang kami sarankan kalau anda pertama kali ke sini. Brongkos di sini rasanya sunguh istimewah, adalah makanan tradisional bekuah hitam dengan isi irisan tahu, kulit buah mlinjo serta sayuran lain, dengan perpaduan cabai rawit utuh dan rempah yang pas di lidah.
Makan brongkos bisa dipadu dengan dengan lauk yang ada, seperti tempe goreng, oseng tempe, sate usus, ayam goreng, dan banyak yang lain. Selain brongkos, juga disediakan gulai kambing, serta sayur lodeh.
Untuk minuman, yang sepesial adalah teh poci, teh yang diseduh dan disajikan dengan poci, menggunakan gula batu. Minuman lain yang tidak kalah sepesial adalah wedang asem, wedang jahe, wedang tape, kopi murni, kopi susu, semua umumnya disajikan dengan gula batu.
Untuk menuju angkringan lek Min ini, anda bisa akses melalui perempatan wirobrajan, adalah perempatan besar 2 kiometer arah barat Kantor Pos besar (kawasan Malioboro ).
Dari perempatan wirobrajan ambil arah ke selatan melalu beberapa lampu merah sampai ketemu sekolah SMKI atau SMSR, adalah sekolah seni tingkat SLTA di Jogja. Persis setelah SMKI ada jalan ke kiri/timur (jl. Gumuk Indah) masuk saja sampai Anda temukan jembatan, letak angkringan lek Min sebelum Jembatan di kanan/selatan jalan.
0 komentar:
Posting Komentar