Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Makna Perayaan Imlek

Written By Admin on Jumat, 20 Januari 2012 | 07.34



Imlek pada dasarnya adalah perayaan awal musim semi. Ia terkait erat dengan siklus pertanian. Tetapi pertanian tidak terlepas dari kehidupan perkotaan, tempat banyak orang hidup bersama dalam jarak dekat, sehingga banyak produk pertanian dikonsumsi dan dirayakan.

Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, peringatan tahun baru Imlek 2563 merupakan hari yang spesial. Terlebih, sudah beberapa tahun belakangan ini peringatan Imlek di Indonesia selalu dilakukan dengan terbuka dan disambut meriah masyarakat keturunan Tionghoa. Sejumlah hotel maupun mal pun menyambut Imlek dengan berbagai ornamen dan hiasan berwarna merah dan bertuliskan kaligrafi Cina.

Tahun ini disebut juga tahun naga air. Menurut perhitungan kalender lunar (Yin Li atau Imlek), awal tahun jatuh pada 23 Januari 2012. Namun berdasarkan kalender Hsia, awal tahun jatuh pada 4 Februari 2012.

Peringatan Imlek oleh sebagian masyarakat Indonesia seringkali disebut sebagai peringatan keagamaan untuk agama tertentu. Padahal menurut dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Maranatha Bandung, Elizabeth Susanti, peringatan Imlek hanyalah peristiwa budaya.

"Peringatan Imlek bukan peristiwa keagamaan, namun hanya peristiwa kebudayaan. Kebetulan, Imlek sejak dulu sering diperingati oleh masyarakat keturunan Tinghoa," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Jln. Otista Bandung, Kamis (19/1).

Imlek oleh masyarakat Tionghoa di negeri Tiongkok diperingati dengan meriah dan sering menjadi peringatan yang wajib bagi penganut agama Buddha sekte tertentu. Namun Imlek dirayakan seluruh masyarakat, walaupun dengan cara yang sederhana dan berbeda-beda.

"Karena Imlek ini peristiwa budaya, peringatannya pun dilakukan seluruh masyarakat tanpa kecuali. Mereka merayakannya hampir sama dengan yang dirayakan oleh saudaranya di Tiongkok," katanya.

Sambut musim semi

Sebenarnya perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa merupakan perayaan menyambut musim semi setelah dataran Tiongkok diselimuti musim salju. Sedangkan di Indonesia, kebetulan Imlek jatuh pada musim hujan sehingga Imlek di Indonesia diidentikkan dengan hujan.

Kebebasan perayaan Imlek di Indonesia, ungkap Elizabeth, mulai terasa sejak dibukanya kran demokrasi oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sepuluh tahun lalu. Bahkan Imlek sudah menjadi hari libur nasional dan dirayakan seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat keturunan Tionghoa.

Makna spiritual Imlek
Perayaan Imlek yang dirayakan oleh berbagai bangsa (China, Jepang, Korea, Vietnam, dan lainnya) selama berabad-abad menyediakan makna spiritual yang amat kaya, bahkan mampu berperan dalam menyatukan mereka dalam semangat hidup yang sama.

Mengingat Imlek bukan perayaan keagamaan, maka “makna spiritual” perayaan Imlek tidak pertama-tama digali dalam ajaran agama tertentu. Semula, Imlek merupakan perayaan petani. Makna spiritual Imlek perlu digali dari pengalaman kehidupan dan dunia makna yang berkembang di antara kaum petani. Dalam perjalanan waktu, Imlek juga dirayakan oleh masyarakat yang bukan dari golongan petani. Karena itu, tidaklah mencukupi pemaknaan spiritual Imlek hanya dibatasi dari dunia pertanian.

Maka sebenarnya perayaan Imlek bukan hanya terdiri dari kembang api dan angpau. Ia boleh dikatakan merayakan apa yang sekarang disebut metabolisme sirkuler. Desa mengirim makanan ke desa, sebaliknya kota mengirimkan pupuk, bibit hasil silang, kebutuhan pertanian lainnya, serta pembaharuan-pembaharuan.

"Ini sangat berbeda dengan zaman Orde Lama dan Orde Baru, masyarakat keturunan Tionghoa sangat ditekan dan tertekan, sehingga peringatan Imlek dirayakan di rumah dengan sangat sederhana," ungkap seorang sastrawan Tionghoa, Soeria Disastra.

Kini Imlek bebas dirayakan. Makan malam keluarga pun keluar ke ruang publik, ke restoran-restoran, secara lebih bebas dan meningkat. Intensitas konsumsi yang industrial di kota-kota mungkin akan memediasi pengalaman interkultural yang berbeda.

Pemahaman mendalam terhadap kekayaan makna spiritual yang terkandung dalam perayaan Imlek diharapkan mampu memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk dapat menemukan sendiri model perayaan Imlek yang sesuai nilai-nilai kasih dan kehidupan yang dihayati bangsa Indonesia.
Penemuan model perayaan Imlek yang lebih sesuai dengan konteks kehidupan bangsa Indonesia merupakan pekerjaan bersama yang pantas untuk segera dimulai.

Semoga hari libur nasional Imlek juga dapat menjadi saat yang reflektif dan kreatif bagi penemuan langkah penyelesaian krisis bangsa Indonesia yang sudah berlangsung lama. Gong xi xin nian. Wan shi ru yi.

berbagai sumber'

0 komentar:

Posting Komentar