Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Tips Memilih Hewan Qurban Yang Baik

Written By Admin on Kamis, 03 November 2011 | 00.38



Hari raya Idul Adha 2011 sebentar lagi, sudah saatnya untuk menyiapkan hewan kurban. Namun sebelum membeli hewan untuk kurban, ada baiknya kita mengetahui tips cara memilih hewan kurban yang baik. Beberapa tips dapat digunakan agar hewan yang kita beli sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW, yaitu antara lain harus memenuhi beberapa kriteria pokok kesempurnaan: ternak dalam keadaan cukup umur, sehat (tidak cacat), dan jantan. Selain itu, jumlah daging yang dihasilkan pun sesuai harapan kita untuk dibagikan kepada para mustahik.

Pertama, memilih ternak yang cukup umur, sehat (tidak cacat), dan jantan. Kriteria cukup umur (dewasa) untuk kambing dan domba rata-rata sekitar 12-18 bulan, sedangkan untuk sapi dan kerbau sekitar 22 bulan.



Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui umur ternak antara lain adalah melihat catatan kelahiran ternak tersebut, yaitu dengan bertanya kepada pemiliknya, atau dapat dilihat dari gigi ternak tersebut. Jika gigi susunya telah tanggal (dua gigi susu yang di depan), itu menandakan ternak tersebut (kambing dan domba) telah berumur sekitar 12-18 bulan, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 22 bulan.

Sehatnya seekor ternak dapat dicirikan dari bulunya yang tampak mengilat dan bersih. Bulu tersebut tidak berdiri dan kusam. Matanya bersinar (jernih). Ternak yang sehat sangat mudah dilihat dari cara makan dan minumnya. Bila konsumsi makan dan minumnya baik (lahap), hewan tersebut sehat.

Bentuk tubuhnya harus standar. Pengertian standar untuk sapi dan kerbau, tulang punggungnya relatif rata, tanduknya seimbang, keempat kakinya simetris, dan postur tubuhnya ideal. Postur tubuh ideal yang dimaksud, misalnya kombinasi perut, kaki depan dan belakang, kepala, dan leher seimbang.

Selain itu, dapat pula dilihat pada bagian mulut. Apabila mulutnya basah sekali sehingga air liurnya banyak keluar, atau tampak di mulutnya terdapat bintil-bintil berwarna merah, tentu hewan tersebut harus diwaspadai, mungkin mengidap penyakit. Adapun ternak yang cacat adalah karena salah satu bagian dari tubuhnya hilang atau rusak, misalnya tanduknya patah sebelah, tulang kakinya patah.

Berat daging

Kedua, menghitung berapa daging yang akan dihasilkan oleh seekor ternak. Sebab, sasaran kita, untuk berapa orang daging ini akan dibagikan. Caranya, seekor sapi akan mampu menghasilkan karkas (tulang daging tanpa kepala, kaki, kulit, dan jeroan) sekitar 49-57 persen dari berat hidup. Jika kita membeli seekor sapi dengan berat badan 400 kilogram (kg), akan diperoleh karkas sekitar 196-228 kg.

Dari jumlah ini, akan mampu dihasilkan daging tanpa tulang sekitar 75 persen ari berat karkas atau sekitar 147-170 kg, belum termasuk jeroan, kaki, dan kepala. Berat daging yang diperoleh sangat tergantung pula pada perlakuan yang diberikan selama sapi tersebut belum dipotong.

Akibat buruknya, perlakuan sebelum dipotong biasanya dapat menurunkan (susut berat badan) sampai dengan 5 persen dari berat badannya, bahkan bisa lebih tinggi lagi. Bila kita konversikan, penyusutan 5 persen dari berat sapi 400 kilogram adalah sekitar 20 kg berat hidup, dengan nilai uang sebesar Rp 440.000 per ekor (asumsi harga sapi saat Idul Adha Rp 22.000 per kg berat hidup).

Nilai yang cukup besar dari penyusutan ini hilang begitu saja. Jika ternak diperlakukan dengan baik, manfaat yang sebesar itu akan dapat dinikmati oleh banyak orang. Seandainya kita akan membagikan kepada yang berhak menerima daging kurban per bungkus per orang seberat 1 kg daging ditambah jeroannya, dari seekor sapi dengan berat badan 400 kg akan diperoleh sekitar 147-170 bungkus.

Ditimbang

Dengan cara penghitungan yang sama, tetapi koefisien teknis berbeda, seekor domba atau kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg (termasuk kelas A, pada Idul Adha) akan menghasilkan karkas sekitar 41-49 persen dari berat hidupnya atau sekitar 16,4-19,6 kg. Dari jumlah tersebut diperoleh daging tanpa tulang sekitar 75 persen dari berat karkas atau sekitar 12,3-14,7 kg.

Seandainya patokan pembagian daging kurban yang digunakan adalah per bungkus seberat 1 kg, untuk seekor domba atau kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg akan diperoleh sekitar 12-15 bungkus daging.

Ketiga, cara penjualan ternak kurban umumnya dilakukan secara berat taksir. Kadang kala ada pula yang memberikan dengan harga timbang hidup. Untuk ini, harus dipertanyakan kapan dan di mana ditimbangnya. Sebab, selama proses penjualan ternak tersebut akan terjadi penyusutan yang dapat mencapai lebih dari 10 persen.

Orang awam sangat sulit menentukan berat ternak hidup sebenarnya berdasarkan nilai taksir penjualan. Untuk mengetahui berapa berat sebenarnya ternak yang kita beli, tidak ada jalan lain, yaitu ternak harus ditimbang.

Kita dapat memperolehnya pada perusahaan peternakan atau pedagang ternak kurban yang menyediakan timbangan untuk ternak hidup. Cara ini lebih menjamin konsumen sehingga kita dapat memperkirakan berapa daging yang akan dihasilkan dari ternak yang dipotong.

Semoga tips atau cara memilih hewan kurban di atas dapat memberi gambaran dan masukan bagi Anda yang berniat berkurban nanti.


[dari berbagai sumber]

0 komentar:

Posting Komentar