Hanya untuk bisa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seorang pria paruh baya asal Aceh nekat berkeliling menggunakan sepeda onthel berkeliling Indonesia.
Perjalanan yang sangat melelahkan dan terbilang nekat ini di lakukan Abidin Hamid dengan persiapan yang nekat juga, Abidin mengaku hanya membawa bekal uang Rp.20 ribu saat berangkat dari rumah. Untuk memenuhi kebutuhan perut, pria 56 tahun ini selalu mampir di kantor Polsek dan Koramil di perjalanan yang dilewatinya.
Di setiap daerah yang disinggahi, Abidin mengaku kerap diberi uang oleh polisi dan TNI. Tak jarang Abidin harus tidur di emperan SPBU saat malam hari.
Dia mengaku pernah sakit dan dua kali hingga harus dirawat di rumah sakit, yakni di Mojoketo dan Solo. Dengan belas kasih para penggemar sepeda onthel di dua kota itu, akhirnya Abidin sembuh.
Dia juga tak lupa meminta tanda tangan di setiap tempat yang disinggahinya. Bahkan kakak ipar Presiden SBY di Pacitan, Jawa Timur, Soedjono mendukung penuh niatnya dan membubuhkan tanda tangan di buku yang dibawanya.
Meski terlihat renta warga Lubuk Pampang, Aceh Timur, ini terlihat bersemangat menggoes pedal sepeda tua kesayangannya meter demi meter untuk sampai ke Istana Negara di Jakarta.
Sesekali dia berhenti di tepi jalan untuk mengusap keringat yang di dahi dan kepalanya.
Pada Rabu (2/3/2011) siang, Abidin sampai di Kota Parakan Temanggung. Dia sudah meninggalkan kampung halamannya sejak 7 bulan lalu. Saat ini sudah ratusan kota di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali disinggahinya.
Menurut Abidin, dirinya pernah bernazar akan mengendarai onthel jika SBY terpilih menjadi Presiden. Dia juga akan salat hajat di kediaman SBY di Pacitan.
Kini, nazarnya sudah terwujud, namun niat untuk bertemu dengan Presiden SBY belum terwujud. Abidin berharap keinginannya bertemu SBY dapat tercapai saat tiba di Istana kelak.
Perjalanan yang sangat melelahkan dan terbilang nekat ini di lakukan Abidin Hamid dengan persiapan yang nekat juga, Abidin mengaku hanya membawa bekal uang Rp.20 ribu saat berangkat dari rumah. Untuk memenuhi kebutuhan perut, pria 56 tahun ini selalu mampir di kantor Polsek dan Koramil di perjalanan yang dilewatinya.
Di setiap daerah yang disinggahi, Abidin mengaku kerap diberi uang oleh polisi dan TNI. Tak jarang Abidin harus tidur di emperan SPBU saat malam hari.
Dia mengaku pernah sakit dan dua kali hingga harus dirawat di rumah sakit, yakni di Mojoketo dan Solo. Dengan belas kasih para penggemar sepeda onthel di dua kota itu, akhirnya Abidin sembuh.
Dia juga tak lupa meminta tanda tangan di setiap tempat yang disinggahinya. Bahkan kakak ipar Presiden SBY di Pacitan, Jawa Timur, Soedjono mendukung penuh niatnya dan membubuhkan tanda tangan di buku yang dibawanya.
Meski terlihat renta warga Lubuk Pampang, Aceh Timur, ini terlihat bersemangat menggoes pedal sepeda tua kesayangannya meter demi meter untuk sampai ke Istana Negara di Jakarta.
Sesekali dia berhenti di tepi jalan untuk mengusap keringat yang di dahi dan kepalanya.
Pada Rabu (2/3/2011) siang, Abidin sampai di Kota Parakan Temanggung. Dia sudah meninggalkan kampung halamannya sejak 7 bulan lalu. Saat ini sudah ratusan kota di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali disinggahinya.
Menurut Abidin, dirinya pernah bernazar akan mengendarai onthel jika SBY terpilih menjadi Presiden. Dia juga akan salat hajat di kediaman SBY di Pacitan.
Kini, nazarnya sudah terwujud, namun niat untuk bertemu dengan Presiden SBY belum terwujud. Abidin berharap keinginannya bertemu SBY dapat tercapai saat tiba di Istana kelak.
Menurut dia, perjalanan yang dilakukannya hingga kini sudah meliputi 26 provinsi di Indonesia.Misi yang diusung Aminin berkeliling Indonesia dan bertemu presiden berawal ketika anak pertamanya meninggal akibat peluru nyasar pada Maret 2003, yang kemudian disusul kematian istrinya tiga bulan kemudian serta kematian anak keduanya pada Oktober tahun yang sama.
Selama dalam perjalanan sejak 20 Juni 2010, dia mengaku sepeda ontel keluaran tahun 1948 yang dikayuhnya telah enam kali ganti ban dalam dan satu kali ban luar. Empat daerah tidak bisa dilewatinya karena alasan keamanan yaitu Sulawesi Selatan, Papua, Papau Barat, dan Ambon.
Terkait niatnya bertemu Presiden RI, menurut dia, sudah mampu diwujudkanya pada Idul Fitri 1432 Hijriah dengan mengantre bersama ratusan masyarakat lain pada "open house" di Istana Negara.
"Saya memang sudah bertemu langsung dengan presiden pada Idul Fitri lalu, namun tidak bisa membuktikan bahwa telah mengelilingi Indonesia karena tidak pernah meminta bukti perjalanan di setiap daerah yang saya lewati," jelas dia.
Karena tidak adanya bukti perjalanan, saat ini dia melakukan perjalanan ulang berkeliling Indonesia dan meminta surat di setiap daerah yang dilewatinya.
Kanit III SPK Polresta Padang Ipda Agus Rusdi Sukandar yang menerima Aminin menyatakan, dari data yang diberikan ke polisi semuanya lengkap, dan dia bisa kembali melanjutkan perjalanannya ke provinsi tetangga.
Selama dalam perjalanan sejak 20 Juni 2010, dia mengaku sepeda ontel keluaran tahun 1948 yang dikayuhnya telah enam kali ganti ban dalam dan satu kali ban luar. Empat daerah tidak bisa dilewatinya karena alasan keamanan yaitu Sulawesi Selatan, Papua, Papau Barat, dan Ambon.
Terkait niatnya bertemu Presiden RI, menurut dia, sudah mampu diwujudkanya pada Idul Fitri 1432 Hijriah dengan mengantre bersama ratusan masyarakat lain pada "open house" di Istana Negara.
"Saya memang sudah bertemu langsung dengan presiden pada Idul Fitri lalu, namun tidak bisa membuktikan bahwa telah mengelilingi Indonesia karena tidak pernah meminta bukti perjalanan di setiap daerah yang saya lewati," jelas dia.
Karena tidak adanya bukti perjalanan, saat ini dia melakukan perjalanan ulang berkeliling Indonesia dan meminta surat di setiap daerah yang dilewatinya.
Kanit III SPK Polresta Padang Ipda Agus Rusdi Sukandar yang menerima Aminin menyatakan, dari data yang diberikan ke polisi semuanya lengkap, dan dia bisa kembali melanjutkan perjalanannya ke provinsi tetangga.
sumber: okezone', republika'
0 komentar:
Posting Komentar