Seperti kita ketahui bersama bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh dengan kebaikan, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang penuh berkah, bulan yang Insya Allah membawa manusia dalam taraf keimanan yang paling tinggi.
Berbagai kebaikan yang kita kerjakan di bulan Ramadan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah? Jika kita mengerjakan ibadah sunnah, maka ganjarannya akan sama dengan mengerjakan ibadah wajib di hari-hari lainnya. Dan bila kita mengerjakan ibadah wajib, maka Allah akan mengganjarnya dengan pahala 700 kali lipat dari pahala di hari-hari biasa. Belum lagi janji ampunan dari Allah bagi kita. Plus door prize malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Namun sayangnya banyak sekali orang yang tidak memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya. Ramadan hanyalah menjadi sebuah ritual menjelang lebaran, tanpa memiliki dampak apapun bagi kondisi keimanan kita.
Berikut adalah kesalahan-kesalahan umum dalam memaknai Bulan Ramadan:
Berbagai kebaikan yang kita kerjakan di bulan Ramadan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah? Jika kita mengerjakan ibadah sunnah, maka ganjarannya akan sama dengan mengerjakan ibadah wajib di hari-hari lainnya. Dan bila kita mengerjakan ibadah wajib, maka Allah akan mengganjarnya dengan pahala 700 kali lipat dari pahala di hari-hari biasa. Belum lagi janji ampunan dari Allah bagi kita. Plus door prize malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Namun sayangnya banyak sekali orang yang tidak memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya. Ramadan hanyalah menjadi sebuah ritual menjelang lebaran, tanpa memiliki dampak apapun bagi kondisi keimanan kita.
Berikut adalah kesalahan-kesalahan umum dalam memaknai Bulan Ramadan:
- Uang belanja bertambah
Salah satu hikmah puasa adalah agar kita bisa berempati dengan kesusahan yang dirasakan oleh kaum fakir miskin. Bagaimana lapar dan dahaganya kaum fakir dan miskin. Beruntungnya, kita masih yakin kapan kita akan makan, kita hanya menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Setelah itu kita masih bisa makan sepuasnya, sedangkan bagi kaum fakir miskin mungkin mereka harus berpuasa tanpa tahu kapan mereka memiliki uang untuk membeli makanan pengganjal perut.
Dengan merasakan empati yang sama seperti yang diraskan oleh fakir miskin, maka kita akan lebih mensyukuri hidup kita. Kita menjadi lebih peduli untuk berbagi dengan sesama.
Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (awal kejadian). Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali pada fitrah setelah sebulan penuh di ’gojlok’ di bulan Ramadhan. Menjadi manusia baru yang lebih baik. Jangan sampai berakhir Ramadhan, berakhir pula tadarus, amal, shalat dan ibadah-ibadah lainnya.
Dengan merasakan empati yang sama seperti yang diraskan oleh fakir miskin, maka kita akan lebih mensyukuri hidup kita. Kita menjadi lebih peduli untuk berbagi dengan sesama.
- Berpuasa tetapi tidak shalat
- Menghabiskan waktu berpuasa dengan tidur, menonton TV, mengobrol, atau membaca bacaan-bacaan yang tidak Islami
- Ngabuburit di mal tanpa maksud dan tujuan yang jelas
- Sibuk road show dari bukber yang satu ke yang lain, atau sahur keliling
- Mudik menjadi alasan untuk tidak berpuasa dan shalat
- Sibuk memperbaharui pakaian, rumah, mobil, dan lain-lain tanpa berminat untuk memperbaharui Iman-Islam
Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (awal kejadian). Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali pada fitrah setelah sebulan penuh di ’gojlok’ di bulan Ramadhan. Menjadi manusia baru yang lebih baik. Jangan sampai berakhir Ramadhan, berakhir pula tadarus, amal, shalat dan ibadah-ibadah lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar