Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Mangut Lele Mbah Marto

Written By Admin on Senin, 18 Juli 2011 | 10.34

Warung Gudeg Mbah Nggeneng terletak di Dusun Nengahan, Panggung Harjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Lokasi ini relatif sulit untuk dicari karena terletak di dalam perkampungan. Dari arah kota Yogya kearah selatan mengikuti Jalan Parangtritis sampai dengan ketemu ISI Jogja dan kantor pos Sewon, kemudian belok ke kanan (barat) sampai ke dusun Nengahan. Kemudian ada masjid terus ke arah barat lagi dan masuk kira-kira 100 meter. Warung makan ini dimiliki oleh mbah Martodiryo atau mbah Marto Gowok (80 tahun). Begitu masuk kedalam gang, sudah terlihat plang sederhana yang terbuat dari kayu bertuliskan “Sego Gudeg Nggeneng” milik Mbah Martodiryo. Bukan warung nasi ternyata, tetapi rumah si mbah yang disulap menjadi warung nasi sederhana. Begitu masuk pembeli langsung digiring untuk masuk kedalam dapur, mengambil nasi dan memilih lauk yang sudah tersedia diatas dipan kayu.
Warung sego gudeg nggeneng adalah warung makan yang menyajikan gudeg klasik dengan areh yang tidak kental dan sayuran hijaunya menggunakan daun pepaya yang tidak pahit. Sambalnya berupa sambal kacang tholo yang dimasak pedas dengan menggunakan rambak (krecek ndeso) dengan rasa yang super pedas. Sedangkan lauknya berupa tahu, tahu, tempe, telur, rempelo ati, garang asem, ayam kampung, yang dimasak dengan bumbu besengek dan tidak lupa dengan mangut lelenya. Dulunya, mbah Marto menjajakan makanan ini dengan berjualan keliling berjalan kaki di daerah Suryoputran, Gamelan, Pesindenan, Patehan, Rotowijayan, dan lain-lain. Namun seiring dengan bertambahnya usia, mbah Marto akhirnya menggelar dagangannya di rumah.
Mangut lele merupakan menu lauk andalan di warung ini, karena cara memasaknya yang unik dan rasanya yang khas. Tidak seperti lazimnya mangut di tempat lain yang lelenya digoreng, lele di sini diasapi dulu sebelum dimasak dengan bumbu mangut. Lele ditusuk dengan pelepah daun kelapa (bongkok), ditumpuk dan kemudian diasapi dengan menggunakan sabut kelapa. Rasa mangut lele ini membuat lidah susah berhenti bergoyang dengan rasa pedas yang pas. Warung ini  tidak pernah sepi pembelinya, rata-rata mereka adalah para karyawan, tetangga terdekat, apa lagi kalau sdh jam istirahat siang, warung ini dipenuhi pembeli, sampe ke dapur masaknya.


Bukan hanya mangut lele atau lele asap yang terkenal itu yang tersaji diatas meja, tetapi lauk pauk lain seperti gulai ayam kampung, gudeg kering, ceker ayam, dan yang lain-lain.  Lele yang terlebih dulu sudah diasap di atas tungku kayu bakar kemudian dicampur dengan kuah santan yang gurih dan pedas, rasanya luar biasa. Sensasi aroma sangit dari ikan lele yang diasap bercampur dengan kuah santan pedas manis membuat makan siang saya semakin terasa nikmat. 




Dapur Mbah Marto adalah ‘markas’ dari sejumlah mangut lele dan beberapa kuliner lain. Cara memasaknya masih menggunakan cara tradisional, yaitu masih menggunakan kayu bakar,  kwali dan peralatan tradisional lainnya. Tidak heran jika ada pembeli yang masuk ke dapur mbah Marto dipenuhi dengan asap tebal dan pembeli dapat langsung melihat cara masaknya. Pembeli dengan mudah dapat langsung memesan di dapur masaknya.

0 komentar:

Posting Komentar