Tornado atau yang lebih kita kenal dengan angin puting beliung memiliki daya rusak yang tinggi. Sebagai ilustrasi, jika anda pernah membuka dengan tiba-tiba air yang tergenang di dalam wastafel maka akan terjadi pusaran air, begitulah kira-kira bentuk pusaran badai tornado.
Tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari 1,6 km dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.
Tornado bisanya di ikuti dengan awan badai - thunderstorm (hujan angin yang di ikuti petir). Awan badai ini merupakan kumpulan energi yang sangat banyak sehingga menimbulkan gaya dorong ke dalam awan.
Awan terbentuk dari pengkondensasian air di udara, setiap gram air yang terkondensasi setara dengan 600 kalori panas yang di hasilkan. Energi ini akan terus miningkat dan di rubah menjadi energi kinetik akibat pergerakan udara keatas dan kebawah. Rata-rata hujan badai melepaskan energi 10.000.000 kwh atau setara dengan 20 kilo ton nuklir.
Pergerakan udara keatas ini lah yang membuat terjadinya pusaran udara atau yang di kenal dengan tornado.
Tingkatan skala tornado
Tingkatan skala tornado berdasarkan skala Fujita. Nama ini diambil dari nama penemunya yang seorang meteorologis bernama T. Theodore Fujita. Skala Fujita ini memiliki enam tingkatan yaitu:
Tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari 1,6 km dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.
Tornado bisanya di ikuti dengan awan badai - thunderstorm (hujan angin yang di ikuti petir). Awan badai ini merupakan kumpulan energi yang sangat banyak sehingga menimbulkan gaya dorong ke dalam awan.
Awan terbentuk dari pengkondensasian air di udara, setiap gram air yang terkondensasi setara dengan 600 kalori panas yang di hasilkan. Energi ini akan terus miningkat dan di rubah menjadi energi kinetik akibat pergerakan udara keatas dan kebawah. Rata-rata hujan badai melepaskan energi 10.000.000 kwh atau setara dengan 20 kilo ton nuklir.
Pergerakan udara keatas ini lah yang membuat terjadinya pusaran udara atau yang di kenal dengan tornado.
Tingkatan skala tornado
Tingkatan skala tornado berdasarkan skala Fujita. Nama ini diambil dari nama penemunya yang seorang meteorologis bernama T. Theodore Fujita. Skala Fujita ini memiliki enam tingkatan yaitu:
- Skala F0 merupakan tingkatan terendah dengan kecepatan angin 40 sampai 72 mph
- Skala F1 dengan kecepatan angin 73 sampai 112 mph. pada tingkat ini tornado mampu merusak atap bangunan dan mobil kecil.
- Skala F2, tornado mampu merusak rumah, truk, kereta api dan pepohonan. Kecepatan angin sekitar 113 sampai 157 mph.
- Skala F3 dengan kecepatan angin 158 sampai 206 mph.
- Skala F4 dengan kecepatan angin 207 sampai 260 mph yang mampu merusak struktur bangunan rumah.
- Skala F5 merupakan skala tertinggi dengan kecepatan angin 261 sampai 318 mph. Pada tingkat ini, mobil akan berterbangan di udara dan seluruh truktur bangunan rumah akan luluh lantak di hantamnya.
Sumber: Gambar1, Fas.org, wikipedia
Helikopter merupakan alat transportasi yang digerakan oleh rotor dan memiliki kemampuan mendarat dan terbang secara vertikal. Helikopter juga bisa bergerak maju dan mundur di udara, selain itu helikopter memiliki kemampuan mengapung di udara. Karena kemampuannya ini helikopter banyak di manfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Helikopter mendapatkan daya untuk bergerak dari rotor yang berputar. Rotor helikopter memiliki bentuk aerofoil yang mirip dengan sayap pada pesawat terbang. Saat rotor berputar udara akan bergerak pada permukaan atas rotor mengakibatkan tekanan diatas rotor rendah dari yang dibawah rotor sehingga helikopter terangkat keatas.
Bagian-bagaian utama helikopter
Bilah rotor (rotor blade) merupakan bentuk aerofoil yang sudutnya bisa diubah-ubah dan berfungsi untuk menimbulkan gaya angkat dan gaya dorong. Rotor blade melekat pada main rotor dengan bantuah rotor hub.
Tail rotor terletak dibagain belakan helikopter, rotor ini merupakan rotor kecil yang berputar secara fertikal. fungsi rotor ini untuk mmebelokan helikopter sesuai arah yang dinginkan. selain itu tail rotor juga berfungsi untuk melawan torsi yang ditimbulkan oleh main rotor saat berputar (aksi dan reaksi)
Swash plate mempunyai dua bagian utama utama yaitu satu pelat yang tetap warna biru dan pelat yang berputar warna merah. Swash plate ini yang berfungsi untuk mengatur pergerakan pesawat dengan cara mengatur sudut serang udara pada rotor blade.
Cara helikopter terbang
Seperti yang kita singgung di atas, helikopter memiliki kemampuan yang unik saat mengudara. Berikut ini bagaimana cara helikopter terbang. Untuk lebih paham lebih baik kita lihat sekilas tentang bentuk aerofoil baling-baling helikopter
Setiap baling-baling heli memiliki bentuk aerofoil yang mirip dengan sayap pada pesawat terbang. Daya angkat yang ditimbulkannya tergantung pada sudut serang (angel of attack) dan kecepatan baling-baling saat berputar.
Collective control
Gerakan ini berfungsi untuk menaikan dan menurunkan helikopter. Gerakan ini di dapat dengan cara menikan atau menurukan swash plate terhadap poros rotor utama tanpa mengubah sudut nya. Karena perubahan sudut serang (pith angel) serentak atau kolektif maka gerakan naik heli akan selalu konstan terhadap putaran baling-balingnya.
Cyclic control
Gerakan iniberhubungan dengan gerakan memutar dan maju. Untuk bergerak maju sudut serang blade di ubah dengan cara memiringkan swash plate. Karena sudut serang pada masing-masing blade tidak sama, maka gaya angkat pun berubah. Perbedaan gaya angkat inilah yang digunakan untuk memajukan, memundurkan, atau memutar peawat.
Sumber: infovisual, wikipedia, howstuff, startflying
0 komentar:
Posting Komentar